Memilih Software Monitoring yang tepat untuk BUMN dan Kementrian

Kami kebetulan menangani beberapa produk untuk Network Monitoring dan System Monitoring saat ini, dan salah satu konsumen yang kami temui adalah perusahaan BUMN atau Kementrian.
Nah, mereka mulai windows-shopping dengan melihat-lihat beberapa pilihan untuk menentukan produk dan solusi mana yang paling sesuai dengan keinginan mereka.
Ada konsumen yang memiliki tim IT yang kuat, dan mampu mengoperasikan Linux, maka pilihannya akan jatuh ke produk Nagios XI atau ManageEngine. Karena kedua produk ini memiliki installer yang berbasis Linux.
Kemudian, apabila memiliki tim IT yang kuat di basis Windows, maka produk unggulannya ke ManageEngine dan PRTG. ManageEngine memiliki kekhususan karena banyak tersedia produk pin-point, produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Contoh bila hanya untuk network monitoring, maka akan jatuh ke pilihan OpManager. Untuk aplikasi, akan memilih produk AppManager, dan seterusnya. 
Berikutnya yang menarik adalah PRTG. PRTG banyak digunakan karena pilihannya juga banyak digunakan untuk monitoring network, aplikasi dan custom. PRTG dan Nagios memiliki banyak kemampuan untuk monitoring di luar network. Dan kedua produk ini juga memiliki opsi Unlimited. Perbedaannya, Nagios - ManageEngine menghitung berdasarkan IP Device, sedangkan PRTG berdasarkan Sensor. Pengertian sensor ini sangat berbeda juga dengan pengertian Elemen dalam produk Solarwinds. Sensor ini secara default banyak disediakan oleh PRTG, tetapi kita bisa juga menambahkan custom sensor.
PRTG seringkali menjadi pilihan, terutama baik perusahaan penyedia jasa , atau perusahaan dengan remote yang banyak karena kemampuannya. Untuk penyedia jasa, maksimal 5000 sensor per Core Server, kalau dirata-rata hingga 2000 IP Device dengan asumsi 2-3 sensor per device. PRTG jenis ini untuk Service Provider atau Managed Service Provider. Sedangkan untuk perusahaan dengan remote yang banyak, umumnya memilih Unlimited Sensors.
PRTG juga sangat mudah digunakan , dan bahkan tersedia free untuk 100 sensors. Maka tentu banyak menjadi pilihan juga untuk perusahaan kecil yang ingin memonitor jaringan dan server mereka dengan tool yang mudah. 
Salah satu kendala dengan PRTG adalah reportingnya. Kemampuan reportingnya memang sangat baik, tetapi tidak menggunakan sistem database, melainkan raw file, sehingga mampu menampung data yang sangat banyak. Oleh karena itu, dalam banyak implementasi, API PRTG digunakan agar data bisa di-dump ke sistem database lain untuk keperluan analisa dan lainnya.
Tetap saja PRTG menjadi pilihan banyak perusahaan, terutama kemampuan monitor terdistribusi dengan menggunakan Remote Probe. Dengan remote probe, maka proses monitoring lokal dapat dilakukan cukup dengan remote probe, dan hasilnya dikirimkan ke Core Server. 
Khusus untuk perusahaan BUMN, Kementrian, dimana kendala yang sering ditemui adalah ketersediaan hardware yang memadai, ketersediaan SDM yang menggunakan produk dan report yang dihasilkan, dan ini hanya bisa dijawab baik oleh 2 produk, yaitu ManageEngine dan PRTG. Kedua produk mudah digunakan, mudah diinstall (karena berbasis Windows), dan mudah dibaca reportnya.
Silahkan coba dan gunakan PRTG, dengan mendownloadnya di link berikut ini.

2 comments:

  1. A data SIM card is a type of SIM card that is designed for data usage only. It does not support voice or text services. Data SIM card can be used in mobile devices such as phones, tablets, and laptops. They are typically used to connect to the Internet, but can also be used to connect to other data services such as email and social networking.

    ReplyDelete
  2. The OneSimCard M2M Worldwide IoT SIM Card was particularly outlined for Armada Administration Arrangements with exceptional Arrange Network and Excess around the world and no arrange “Steering” of IoT SIM cards.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.